Ditengah merambahnya teknologi saat ini, tentunya banyak hal yang ikut terpengaruh, salah satunya ekonomi. Teknologi membuat berkembangnya aspek sosial dan ekonomi secara signifikan, contohnya yaitu dengan adanya market place saat ini. Setiap orang tidak perlu menghabiskan waktu berlama-lama di sebuah toko ataupun tempat perbelanjaan hanya untuk membeli suatu barang, cukup dengan melalui layar gadget saja mereka bisa mencari barang yang dibutuhkan dengan cepat. Hal ini membuat kegiatan berbelanja lebih efisien namun apakah efektif?

Tentu saja efektifitas dari suatu hal memiliki batas yang berbeda-beda bagi tiap individunya. Menurut hasil observasi dapat disimpulkan bahwa dengan adanya market place terdapat dampak negatik yaiu banyak yang melakukan kegiatan impulse buying, dimana mereka melakukan pembelian barang tanpa perencanaan yang matang, tanpa pertimbangan bahwa itu merupakan sebuah kebutuhan atau keinginan dan tidak memikirkan konsekuensinya. Oleh sebab itu, banyak di media sosial saat ini yang membahas mengenai frugal living guna menanggulangi permasalahan tersebut.

Frugal living sendiri merupakan suatu gaya hidup hemat yang bertujuan untuk menghemat uang dan mengurangi pengeluaran guna mencapai tujuan standar keuangan di masa depan. Setiap individu dituntut untuk lebih mindfulness terhadap mengelola keuangan mereka serta lebih strategis lagi dalam memanajemen keuangan dalam kehidupannya. Karena fakta lapangannya kebanyakan generasi-Z saat ini kalap terhadap tren-tren yang ada di media sosial sehingga tak jarang justru mendorong mereka untuk memiliki gaya hidup yang berlebihan.

Tujuan dari frugal living ini yaitu untuk mencapai tahap financial independence. Definisi financial independence sendiri ternyata juga memiliki beberapa pemahaman di Masyarakat, namun dalam hal ini financial independence berarti setiap individu yang telah menentukan target untuk mencapai usia pensiun mereka, dimana aturan bekerja tidak lagi berlaku bagi mereka. Mereka memiliki simpanan uang yang membuatnya bebas dalam menjalani hidup. Akan tetapi perlu digaris bawahi juga bahwa dalam keadaan ini tidak sepenuhnya seseorang berarti tidak melanjutkan pekerjaannya, akan tetapi ia bisa lebih leluasa untuk menggunakan waktunya untuk mencari uang tersebut. Pada kesimpulannya, bukan waktu yang mereka korbankan untuk bekerja dan menghasilkan uang untuk melanjutkan hidup, tapi justru uang yang menjembatani mereka untuk menikmati hidup itu sendiri. Itulah definisi financial indepence secara hirarki.

Berdasarkan riset seorang Profesor asal Amerika yaitu Bill Bengen terhadap fluktuasi saham di Amerika, beliau mengatakan bahwa inflasi merupakan hal yang menakutkan, dan kita sebagai individu gemerasi yang melek akan hal itu harus bisa bertindak. Inflasi dapat membuat kita mengalami krisis dalam ekonomi jika tidak bijak dalam mengelola keuangan. Oleh sebab itu, untuk mencapai financial independence sekaligus dapat menghadapi inflasi yang akan terjadi seiring berjalannya waktu, Bill Bengen mengemukakan konsep 4% sebagai dana yang aman untuk pensiun.

Konsep 4% ini yaitu dimana setiap individu hanya menggunakan 4% bagian dari total dana pensiun yang dimilikinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Misal, jika seorang A berhasil mengumpulkan total dana pensiun senilai 1 milliar rupiah, dan selama setahun ia hanya membutuhkan 4% nominal dari dana pensiun tersebut untuk kehidupannya selama setahun, yang berarti A hanya membutuhkan dana 40 juta rupiah untuk biaya hidupnya selama setahun, maka ia telah dikatakan berada di fase yang aman untuk pensiun dengan financial independence tersebut. Jika diakumulasikan kedalam persamaan matematikanya maka Dana pensiun = Pengeluaran tahunan x 25.

Dikutip dari website djkn. Kementrian keuangan bahwa seharusnya kita semakin sadar dengan lingkungan kita dimana jumlah penduduk dunia yang kian meningkat, sumber daya semakin terbatas yang menuntut manusia harus mengadopsi gaya hidup hemat, tidak menghambur-hamburkan sumber daya dengan percuma, konsumsi yang tidak berlebihan, agar tidak memproduksi sampah yang tidak perlu juga guna menjaga lingkungan, hal tersebut sejalan dengan konsep frugal living.

Terdapat beberapa hal yang dapat diperhatikan sebagai langkah awal dalam menerapkan frugal living, yaitu memastikan kita memiliki tujuan finansial yang jelas dan masuk akal, seperti halnya kita merencanakan dana pensiun untuk mencapai fase financial independence. Kemudian bijak dalam membelanjakan uang, selalu menganalisis kebutuhan serta keinginan sebelum belanja, menghindari utang yang konsumtif, membatasi diri untuk tidak terpengaruh oleh tren, serta hal yang paling mendasar dan tidak kalah pentingnya yaitu memiliki mindset bahwa hidup bukan untuk saat ini saja tapi juga masih ada hari esok dan esok.

Perlu kita perhatikan bahwa frugal living baiknya kita terapkan sedini mungkin untuk menyiapkan hari esok. Setidaknya kita bisa menyisihkan uang untuk dana darurat terlebih dahulu sebelum nantinya berkembang menjadi sebuah tujuan jangka panjang yaitu untuk dana pensiun. Dengan memperhatikan konsep dari Bill Bengen tadi setidaknya kita sudah memiliki bekal ilmu dasarnya.  Perlu disadari juga bahwa dengan menerapkan frugal living kita juga turut menjaga lingkungan karena secara tidak langsung kita mengurangi emisi sampah.