Oleh : M. Sirojul Huda
Cryptocurreny atau mata uang kripto (aset digital) kini menjadi satu alternatif investasi, seiring berkembangya waktu alat tukar ini jadi pembicarran dan banyak diminati oleh kaum muda. Ada banyak yang menilai bahwa investasi uang kripto lebih menguntungkan daripada investasi saham. Melalui jaringan terdesentralisasi dari teknologi blockchain yang terintegrasi pada komputer.
Bagi trader tentu harus sadar bagaimana Cryptocurrency bekerja, salah satu modal dasar untuk memahami hal tersebut adalah dengan melakukan analisa fundamental. Melakukan nilai intrinsik pada aset kripto, melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja aset kripto sebagai alat mengukur resiko dalam mengambil keputusan. Salah satau metode analisis fundamental pada cryptocurrency adalah regulasi.
Apa Itu Analisis Fundamental pada Cryptocurrency?
Analisis fundamental dalam cryptocurrency mencakup berbagai aspek untuk menentukan nilai wajar aset digital. Salah satu metodenya adalah dengan melihat regulasi dan kebijakan ekonomi global. Regulasi memberikan gambaran apakah suatu lembaga atau perusahaan mematuhi aturan keuangan yang berlaku. Faktor-faktor lain, seperti inflasi dan sentimen pasar, juga menjadi elemen kunci yang memengaruhi nilai cryptocurrency. Metode ini merupakan alat untuk mengevaluasi apakah suatu perusahaan atau lembaga mematuhi aturan-aturan yang ditetapkan oleh regulator keuangan.
Pengaruh Inflasi terhadap Cryptocurrency
Nilai inflasi, inflasi merupakan salah satu faktor penting dalam keputusan investasi pada cryptocurrency, Inflasi sangat berkaitan erat dengan kenaikan harga barang dan jasa (pergerakan harga). Komponen utama pada hal ini adalah data Indeks Harga Konsumen (CPI), Amerika Serikat sebagai barometernya. Melalui Federal Reserve System (The Red) telah merilis data CPI pada bulan Desember 2024, dengan nilai 0,4 % / musim. Setelah naik 0,3 % pada bulan November, berturut-turut selama 12 bulan terakhir menunjukkan semua jenis komponen Indeksnya meningkat 2,9 %.
Dari data tersebut tentu berpotensi mendorong bank sentral untuk memperketat kebijakan moneter seperti kenaikan suku bunga, Crytocurrency dianggap sebagai aset beresiko oleh hal ini. Maka bagi investor crypto perlu hati-hati dalam hal ini, pasalnya kebijakan ini akan sangat mempengaruhi pada volatilitas dan sentimen pasar.
Jika volatilitas rendah maka cryptocurrency akan mengalami kestabilan harga, bagi investor sangat merugikan sebab nilai harga asetnya turun. Sehingga kesulitan dalam menekan nilai likuiditasnya. Pada cryptocurreny likuiditasnya adalah aspek penting, karena cypto dikenal dengan nilai likuiditasnya yang rendah dibanding pasar keuangan tradisional.
Sentimen Pasar dan Dampaknya pada Harga Crypto
Kedua sentimen pasar, pengaruh sentimen pasar akhirnya menjadi pertimbangan yang bagi investor crypto. Jika terjadi kebijakan moneter tersebut direalisasikan maka yang terjadi adalah sentimen pasar negatif. Penurunan harga crypto dan efek banyak investor yang akan menjual koinnya. Lebih buruknya yang akan terjadi adalah pasar crypto mengalami ketidakpastian dan ditinggilkan.
1 Comment
BEI menerapkan Trading Halt Imbas IHSG Terjun Bebas, Pertama Kali Sejak Akhir 2020 - IREF
[…] faktor seperti ketegangan politik dalam negeri, melemahnya ekonomi dari perkiraan, atau kekhawatiran investor mengenai perkembangan pasar […]